Untuk; Allan
Awalnya aku berjalan sendirian.
Tanpa ada siapapun di depan, belakang, maupun di sampingku.
Lalu datanglah kau.
Yang berjalan di depanku.
Berjalan cepat sekali sampai tak terasa aku sudah tertinggal amat jauh.
Lucunya, kamu bahkan tidak menengok sedikitpun.
Tidak melihat bagaimana usahaku untuk menyusulmu.
Apa kamu tahu aku terengah-engah? Kurasa tidak.
Akhirnya sampailah kau, di tempat tujuan kita.
Dan kamu menungguku yang terengah-engah.
Tanpa menoleh sedikitpun.
Ketika aku pada akhirnya sampai.
Kamu memegang bahuku dari belakang, dan berkata: “Kamu duluan.”
Terima kasih.
Gill
BAGIAN
Sambutan penulis untuk calon pembaca yang budiman.
Ketika bertemu cinta yang sebenarnya; Manusia akan merasakan tenang dan bahagia.
Ngomong ngomong tentang aku, seberapa banyak yang kamu tau?
“Punya keluarga belum tentu punya siapa siapa,”
Setelah itu baru aku sadar bahwa dunia terlihat sangat menakutkan ketika kita benar-benar sendirian.
“Kita sama sama meluangkan waktu untuk bersiap dan merias diri, lalu sama sama meluangkan waktu untuk pergi kesini. Tindakan kita memiliki arti.”
“Aku tidak percaya cinta,” Ya, sama.
Manusia kadang merasa kecil. Merasa tidak ada hal yang diketahuinya. Merasa jauh dengan dunianya. Merasa bukan siapa siapa, dan tidak punya siapa siapa.
“Aku lebih suka kita berteman, teman akan saling menyayangi karena ingin begitu, bukan harus begitu. Kita memilih untuk menjadi teman.”
“Ya, karena hidup memang tidak adil untuk beberapa manusia.”
Mengapa aku tidak tahu sebelumnya, bahwa ada begitu banyak hal indah di dunia.
“Tapi yang paling aku pahami dari semua itu adalah: Aku bertumbuh.”
Padahal, tidak usah bertanya, karena aku sudah tahu jawaban lelaki itu pasti, aku baik-baik saja kok. Padahal, tidak usah bertanya, karena sebenarnya aku tahu kalau lelaki itu tidak begitu baik-baik saja.
“Aku adalah Ratu Merah yang sudah dikalahkan dunia, dan kamu adalah Aliceku.”