Padahal, tidak usah bertanya, karena aku sudah tahu jawaban lelaki itu pasti, aku baik-baik saja kok. Padahal, tidak usah bertanya, karena sebenarnya aku tahu kalau lelaki itu tidak begitu baik-baik saja.
—
Suatu malam di bulan Januari, aku melihat Allan sedang merenung di pinggir danau. Dia memegang sebuah kertas, memeriksanya sebentar lalu menatap kejauhan ke arah danau. Saat itu aku ingin sekali menghampirinya, tapi kuurungkan niat itu karena dia terlihat rapuh sekali.
“Aku tidak suka dikasihani.” Aku mengingat dia berkata itu sebulan sebelumnya. Maka dari itu aku tidak menyapanya, takut kalau dia merasa dikasihani.
Aku memperhatikan Allan selama beberapa menit sampai akhirnya dia beranjak pergi. Karena dia berjalan ke arah tempatnya bekerja, aku tidak mengikutinya.
Esoknya, Allan meminta bertemu sepulang bekerja. Di pertemuan itu, dia memberiku satu buah buku. Buku itu adalah cerpen ciptaan Kafka, judulnya Metamorfosis. Sebenarnya aku sudah pernah membaca cerpen itu ketika SMA. Namun kuterima dengan senang hati.
“Menurutmu, apa yang akan terjadi ketika penulis kehilangan kedua tangannya?” Allan bertanya padaku.
“Dia akan punya banyak alasan untuk berhenti menulis. Namun bisa jadi sebaliknya, dia akan punya banyak alasan untuk lebih giat menulis, walau bukan memakai tangannya.”
Kami terhening sebentar sambil memandang danau. Airnya tenang sekali, membawa kedamaian. Perlahan burung mulai beterbangan kesana kemari menghiasi langit sore yang indah.
“Kamu benar, ketika ditimpa kemalangan, manusia akan punya dua pilihan, berhenti atau terus berjalan. Namun keduanya tidak ada yang salah, Gill. Selama kita masih berusaha untuk tetap melanjutkan hidup, dan menjadi berguna untuk semua makhluk.”
Ada seseorang yang kukenal, membutuhkan teman dan perlu dihibur. Dengan begitu aku sudah bertekad akan menghabiskan waktuku di sampingnya, menjaganya, dan terus mengajaknya bermain. Dia selalu bilang kalau dia tak suka dihibur, tapi malam itu dia menangis di depanku. Dia bodoh sekali memang. Dia selalu menyiksa dirinya sendiri, melakukan tipu daya pada orang lain dengan senyum dan kebisuannya. Seharusnya aku menyadari hal itu sejak lama. Tapi dulu aku terlalu bodoh untuk sekedar menyadari bahwa aku mencintainya..
Allan menangis tidak lama, dan lagi-lagi aku tidak berani bertanya apa masalahnya. Setelah merasa agak baikan, Allan bertanya padaku, “apa kamu merindukan ayahmu, Gill? Apa kamu berharap dia akan kembali padamu?”
Aku tidak menjawab karena bingung. Aku bahkan tidak terlalu ingat rupamu, Ayah. Walau terkadang aku juga bermimpi untuk setidaknya bisa mengenalmu lagi di usiaku saat itu. Tapi untuk pertanyaan Allan, aku sama sekali tidak menjawab.
“Kamu tau, sesekali aku menyesal telah meninggalkan semua kehidupanku di masa lalu. Maksudku, bisa saja ayahku berubah dan bisa hidup bahagia bersamaku di sisa waktu kita. Aku berharap bisa sedikit saja mengenalnya walau hanya satu hari saja.
“Tapi selain itu, aku juga bersyukur bisa mengenalmu, Gill. Tidak pernah selama hidupku aku bisa lama sekali mengenal seseorang. Kalau kamu bertanya alasan aku tiba-tiba menangis barusan, itu karena aku memikirkan bahwa hubungan kita mungkin tidak akan berlangsung selamanya.”
“Apa ada masalah, Allan?” tanyaku memberanikan diri.
“Tidak ada, Gill.”
BAGIAN
Sambutan penulis untuk calon pembaca yang budiman.
Ketika bertemu cinta yang sebenarnya; Manusia akan merasakan tenang dan bahagia.
Ngomong ngomong tentang aku, seberapa banyak yang kamu tau?
“Punya keluarga belum tentu punya siapa siapa,”
Setelah itu baru aku sadar bahwa dunia terlihat sangat menakutkan ketika kita benar-benar sendirian.
“Kita sama sama meluangkan waktu untuk bersiap dan merias diri, lalu sama sama meluangkan waktu untuk pergi kesini. Tindakan kita memiliki arti.”
“Aku tidak percaya cinta,” Ya, sama.
Manusia kadang merasa kecil. Merasa tidak ada hal yang diketahuinya. Merasa jauh dengan dunianya. Merasa bukan siapa siapa, dan tidak punya siapa siapa.
“Aku lebih suka kita berteman, teman akan saling menyayangi karena ingin begitu, bukan harus begitu. Kita memilih untuk menjadi teman.”
“Ya, karena hidup memang tidak adil untuk beberapa manusia.”
Mengapa aku tidak tahu sebelumnya, bahwa ada begitu banyak hal indah di dunia.
“Tapi yang paling aku pahami dari semua itu adalah: Aku bertumbuh.”
Padahal, tidak usah bertanya, karena aku sudah tahu jawaban lelaki itu pasti, aku baik-baik saja kok. Padahal, tidak usah bertanya, karena sebenarnya aku tahu kalau lelaki itu tidak begitu baik-baik saja.
“Aku adalah Ratu Merah yang sudah dikalahkan dunia, dan kamu adalah Aliceku.”
Untuk; Allan