Sambutan;
Untuk semua pembaca yang mungkin punya alasan yang berbeda-beda, aku persembahkan kisah fiksi semi nyata. Aku menuliskan beberapa penggalan hidupku, tapi kalian mungkin tidak akan sadar yang mana (kecuali kalian pernah benar-benar mengenal aku).
Sebelum membacanya, aku mau bilang kalau kisah ini membosankan sekali. Isinya hanya curahan hati, percakapan, curahan hati lagi, sedikit konflik, tidak ada pembunuhan, tidak ada kisah cinta mengharukan. Hanya ada kesedihan.
Cerita sedih itu tidak baik, kata beberapa orang, jadi aku lebih dulu peringatkan. Sayang, beberapa orang juga menganggap cerita sedih itu sebuah hiburan. Kita sedikitnya perlu melihat ke bawah untuk menyadari bahwa hidup kita ternyata baik baik saja.
Kalau kalian bertanya padaku alasan menulis ini, sebenarnya agar aku yakin sendiri kalau aku bisa menulis. Alasan lainnya, aku butuh dihibur. Itu saja. Jadi jangan menghabiskan terlalu banyak tenaga untuk mencari tau mana kisahku dan mana khayalanku. Sudah, nikmati saja.
Dari Penulis
Piona.
BAGIAN
Sambutan penulis untuk calon pembaca yang budiman.
Ketika bertemu cinta yang sebenarnya; Manusia akan merasakan tenang dan bahagia.
Ngomong ngomong tentang aku, seberapa banyak yang kamu tau?
“Punya keluarga belum tentu punya siapa siapa,”
Setelah itu baru aku sadar bahwa dunia terlihat sangat menakutkan ketika kita benar-benar sendirian.
“Kita sama sama meluangkan waktu untuk bersiap dan merias diri, lalu sama sama meluangkan waktu untuk pergi kesini. Tindakan kita memiliki arti.”
“Aku tidak percaya cinta,” Ya, sama.
Manusia kadang merasa kecil. Merasa tidak ada hal yang diketahuinya. Merasa jauh dengan dunianya. Merasa bukan siapa siapa, dan tidak punya siapa siapa.
“Aku lebih suka kita berteman, teman akan saling menyayangi karena ingin begitu, bukan harus begitu. Kita memilih untuk menjadi teman.”
“Ya, karena hidup memang tidak adil untuk beberapa manusia.”
Mengapa aku tidak tahu sebelumnya, bahwa ada begitu banyak hal indah di dunia.
“Tapi yang paling aku pahami dari semua itu adalah: Aku bertumbuh.”
Padahal, tidak usah bertanya, karena aku sudah tahu jawaban lelaki itu pasti, aku baik-baik saja kok. Padahal, tidak usah bertanya, karena sebenarnya aku tahu kalau lelaki itu tidak begitu baik-baik saja.
“Aku adalah Ratu Merah yang sudah dikalahkan dunia, dan kamu adalah Aliceku.”
Untuk; Allan