Mungkin, di Hari Pernikahanmu.

Suatu hari, aku akan datang ke pernikahanmu. “Selamat,” kataku sambil menyalamimu di pelaminan. Istrimu pasti tersenyum melihatku. Kami tidak saling kenal, tapi dia tetap beri senyumannya, kurasa agar kamu tidak kecewa. Lagipula, itu adalah hari bahagianya.

Lalu aku akan turun dari pelaminanmu. Teman teman mengajak foto bersama tapi aku bilang tidak bisa. “Aku sakit perut, mau tunggu di mobil saja, ya,” sambil buru-buru keluar.

Bukan mobil yang aku hampiri, aku malah pergi ke minimarket dan membeli 2 kaleng soda, lalu duduk di halaman depan minimarket sambil meneguk sodanya.

Tiba-tiba kamu datang sambil lari-lari dari kejauhan, menghampiri aku yang sedang minum soda.

“Hey, bukannya foto bersama!” katamu sambil setengah memarahi.

Aku yang terkaget kaget tetap menunjukan muka dingin. “Aku sakit perut,” padahal aku minum soda. “Aku mau pulang,” padahal aku cuma ingin sendirian. 

Kamu malah tidak dengarkan. Ditariknya tanganku sambil sedikit bergumam, “bohong.”

Sampailah kita di pelaminanmu lagi. Make-up yang sudah agak luntur membuatku sedikit malu. Tapi kamu sama sekali tidak peduli sambil berlalu.

Lalu kamu bilang di depan istrimu, “kenalkan, dia dulu cinta pertamaku.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *